laman

Senin, 20 Mei 2013

Ayah...
Di manakah kau berada?
Di saat aku membutuhkanmu,
di manakah dirimu?
Di saat aku sedih,
di manakah dirimu?
Di saat aku senang,
di manakah dirimu?

Ayah...
Sejak kecil kau meninggalkanku
Kau lebih memilih pekerjaanmu dibandingkan aku

Ayah...
Sejak kecil aku tak pernah merasakan belaian kasih sayangmu
Sejak kecil kau tak pernah ada di sampingku
Sejak kecil kau tak pernah mengajariku tentang hal-hal baru...

Ayah...
Tahukah kamu, aku merindukanmu?
Tahukah kamu, aku menyayangimu?
Tahukah kamu, aku ingin merasakan belaian kasih sayangmu?
Tahukah kamu, aku ingin memelukmu?
Tahukah kamu, aku ingin kau berbagi ilmu denganku?
Tahukah kamu dengan semua itu?

Ayah...
Mengapa kau lebih memilih dia dibandingkan denganku?
Mengapa kau tak pernah pulang?
Mengapa kau berbagi kasih sayang dengan orang lain?
Mengapa kau meninggalkan kami?

Ayah...
Sadarkah kau dengan apa yang kau perbuat?
Sadarkah kau telah meninggalkan kami?
Sadarkah kau telah melupakan kami?

Ayah...
Dirimu aku puja-puja di hadapan orang banyak
tetapi...
mengapa kau mengecewakanku?
Dirimu aku banggakan,tetapi...
mengapa kau pergi?

Ayah...
Kasihan ibu...
Dari pagi hingga malam ia bekerja
Bekerja untuk menafkahi aku dan kakak
Apa hatimu tak tersentuh?

Ayah...
Dari kecil hingga sekarang,hanya sosok ibu yang aku tahu
Hanya sosok ibu yang merawatku
dari aku lahir sampai aku besar

Ayah...
Di manakah hatimu?
Apakah hatimu telah hilang?
Di manakah perasaanmu?

Ayah...
Kau telah membuatku kecewa
Kau telah memudarkan cita-citaku
Kau telah menghilangkan semangatku
Kau telah menghilangkan rasa bahagia ini,
ayah...

Saat aku sedang mengalami musibah,
kau datang,datang tanpa rasa kasihan
Kau datang dengan tampang yang tak ingin ku lihat
Dan aku tahu...
Ternyata kau lebih memilih dia dibandingkan aku yang sedang mengalami musibah
Dibandingkan aku yang sedang sedih...
Ternyata kau lebih memilih dia
Aku benar-benar kecewa ayah...

Lebih baik aku tak tahu siapa ayahku
Lebih baik aku tak mengenal dengan sosok seorang ayah

Tahukah kamu?
Hati ini rasanya tercabik-cabik ayah...
Rasanya aku ingin mati seketika itu juga
Rasanya aku ingin menampar wajahmu
agar kau sadar ayah...

Tapi aku ingat...
Kau adalah ayahku
Darah dagingmu menyebar di tubuhku
Kau adalah orang tuaku

Tak berani aku memukulimu
Tak berani aku menampar wajahmu
Aku hanya bisa berkata...
Ayah...Sadarlah...
Dan seketika air mata ini jatuh

Entah berapa kali aku mengeluarkan air mata
hanya untukmu ayah...
Entah berapa kali aku menangis di dalam hati
hanya untukmu ayah...
Entah berapa kali aku mendoakanmu
agar kau sadar ayah...

Tapi Tuhan belum mengabulkan semua itu
Tapi aku percaya,
suatu saat nanti Tuhan mengabulkan doaku untukmu ayah...

Ayah...
Yang ku ingat dari dirimu
hanyalah kenangan pahit
Kenangan yang tak pernah aku bisa lupakan
Kenangan yang akan membuat air mata ini jatuh lagi
Kenangan di mana kau lebih memilih dia dibandingkan aku
Kenangan indah?
Tak ada satupun yang melekat di dalam pikiranku

Ayah...
Mengapa kau mengukir masa laluku dengan buruk?
Mengapa kau melakukan itu semua?
Di manakah sosok seorang ayah yang baik,yang bijaksana
seorang pemimpin?
Di mana semua itu ayah???

Tuhan...
Aku hanya minta satu permohonan
Sadarkanlah ayahku...
Berikanlah ia jalan-Mu
Kembalikan ia ke jalan-Mu ya Tuhan...

Ayah...
Ku mohon...
Sadarlah...
Pulanglah ayah...
Kami merindukanmu
Kami menyayangimu ayah...

Pulanglah ayah...
Aku merindukanmu
dan...
Sadarlah ayah...
We miss you


Ananda,
Afina Fridayasyfa